Sabtu, 17 Mei 2008

CATATAN SERPIHAN DAHAN KERING MENYENTUH SELEMBAR DAUN

seikat anyelir, senja, dan edelweis untukmu, Rey
(beberapa saat setelah perpisahan itu)

Bicara soal kemarau
Bicara soal gemerisik daun kering
Bicara soal sisa-sisa
Bicara soal hati
Hanyalah menyisakan pengap yang teramat
311004


Recana awal penghujan
1. Berhias bersama bunga
2. Menantimu
3. Menantimu
4. Menantimu menikmati taman
5. Kalau ada yang belum jelas, lihatlah pada no <2dan3>
311004

aku benci manjamu
aku benci egomu
aku muak candamu
aku muak senyummu
dan aku tak mau caramu
dan aku gila..
hingga terus merindukanmu
311004


Kemarau yang parau tak terasa pasti akan berlalu,
Jika titik-titik keringat dan airmata ini tumpah dan membasahi mayapada
311004

ada luka parut dihatiku
yang engkau buat adek,
dengan deret indah gigimu saat tersenyum
311004


aku sangat lelah adik,
sangat lelah…
aku sangat lelah bila terus memikirkan tentang kita
itu karena aku sangat sayang.
Karena sangat sayangnya..
Hingga aku mempersulitmu,,
Hingga kuputuskan untuk berpisah saja
Kukira dengan perpisahan ini akan memudahkanmu
Aku berpisah karena aku sangat sayang
Semoga dengan perpisahan ini
Tidak ada lagi beban untukmu
121204

Tidak ada yang perlu disesali,
Tidak ada yang perlu disesalkan,
Aku sudah sangat bersyukur,
Aku sangat bersyukur bisa mencintaimu,
Tidak ada yang lebih indah daripada perasaan ini
Tidak ada perasaan yang lebih indah selain mencintaimu

Musim terus saja bergulir,siang dan malam
Berubahnya mereka tidak menjadi soal apa-apa
Bukankah cinta sejati selalu abadi?
121204


Bila kau tidak ada,
lebih besar keinginanku untuk tahu.
Bagaimana mengukur untuk merasakan kehadiranmu.
050105


Aku ingin merasakan senyum bibir dari gadis yang secerah dan sebebas awan berarak, bukan senyum gadis yang terampas masa mudanya ditengah-tengah pasir yang menyisir arus
110305


Pada lembar-lembar pesanmu yang lama telah mengembun dihatiku.
Aku bisa membaca tiga kata yang sering kau pakai saat kau CINTA
120305


Sia-sia
Senja mulai berlabuh di balik bukit dan malam mulai melepas layar
Tegak kaku aku di sini
Di dalam sendu yang teramat
Bersama harapan yang terbakar,,sirna,,
090405


Ketika segalanya menghitam
Ketika semuanya mulai menghitam,
Apakah kau akan terus bermain-main dengan keraguan yang telah kau ciptakan sendiri
Ketika segalanya mulai porak-poranda,
Apakah kau akan tetap diam terpaku mencari sejati dalam serpihan-serpihan jiwamu
Ketika segalanya mulai memudar,
Dan jiwa-jiwa kita sudah membatu, hati sudah membeku
Akankah kau tetap ragu pada sejati,,
120405


Saat
Air laut terasa enggan beranjak
Meski purnama kesepuluh menampak
Kusisihkan wajahku ditepian pantai untuk menyongsongmu
Yang sesingkat-singkat memandangku
Berlabuhlah sejenak
050505


Singosari suatu sore

Dalam pada rindu aku terhenyak
Dari lena dan jengah hariku
Dan debu-debu akan terus beterbangan selama musim ini belum berakhir
Meski hari bermendung, dan kemarin hujan menyapu wajah pagi
250605


Suatu pagi di sebuah puisi (3)

Pagi ini,
Dalam pelukan kabut tipis mengilukan
Yang menggigilkan kelopak mata
Saat mengangkat tatapku
Pada buih-buih kecil gemericik yang mengelus mata kaki
Aku terpaku
Pagi ini,
Dalam dekapan lembut mentari
Aku ingin bertanya
Kapan buih-buih ini kembali ke kaki langit
Menemui kekasihnya cakrawala
Untuk bercengkrama dan mendodoikan ceritera
Tentang indahnya pantai
Tentang kerasnya karang
Dan tentang orang yang terpaku di sini bersama sebuah angan dan harapan yang kian redup dimakan usia
Pagi ini,
Dalam kesejukan tatapanku
Ingin rasanya aku mengalir pulang kebatas cakrawala
Dan berteduh di balik jubahnya.
parang tritis
230505

Adik,
Ternyata cinta dapat tumbuh di sini
Dipojok halaman belakang sebelah jambangan air yang berlumut, dibawah rimbun asoka kuning.
Dibawah rimbun asoka kuning
160406

Merapi,bromo,tengger, semeru terus saja bergolak
Musnahnya mereka tidak menjadi soal apa-apa
Bukankah harapan selalu muncul bersama sebuah kehancuran
180406

Adik,
Ternyata kita tidak pandai mengolah cinta
Dan kesenjangan memenjarakan rindu kita
Dan dalam kegelapan aku tidak ada cahaya
220406

Yang hadir dalam sekilas kerjap mataku adalah dirimu, dengan jingga dan kelabunya siluet
240406


Adik,
Jika hari telah gelap, dan aku akan terlelap dalam tidurku
Lompatlah dari hatiku.
Dekatkanlah telingamu tepat ditelingaku dan dengarlah,
Dekatlah, lebih dekat, tepat ditelingaku, dan dengarkanlah
"Tidak ada cinta yang lebih indah dari cinta di ujung telingamu".
260406


Adik,
Kenapa bintang selalu terbit malam hari,
Sedang gelap menyergap,
Dan dirimu entah dimana
300406

Adik,
Dalam diam,
Dalam kepenatan anganku,
Aku mencoba bertahan dari semua yang mulai mengering
190506

Bunga-bunga randu mulai berguguran,
Saat geliat rindu menetes bersama embun pada pucuk-pucuk daun yang menguning,
Oleh awal kemarau yang berdebu.
290506

Kalau bunga-bunga randu mulai menanggalkan tangkainya adik,
Dan ranting-ranting bambu sudah mulai menderit dihempas-hempaskan oleh angin kemarau yang berdebu,
Masih adakah sisa-sisa embun yang akan kau kirimkan kemari
040606

Adik,
Pada titik dimana yang ada menjadi sangat pekat
Aku terpaku antara masa lalu dan hari esok
050606

Adik,
Kalau kabarmu sampai kemari bersama kedinginan awal musim,
Masih adakah kehangatan pada debu-debu yang mulai menebal dihatiku?
120606

Mungkin kau benar adik,
Kita harus berbenah untuk menuju arah masing-masing
Bukankah air senantiasa mengalir
Bukankah embun senantiasa menetes
Bukankah samudra senantiasa menguap
150606

Lewat "ungu"yang kau titipkan adik,
Aku menjadi sadar kalau hatiku benar-benar kering,
Tetapi aku juga tahu kalau hatimu lebih miskin
290606

Adik, kalau manyar-manyar muda disekitar kita sudah mulai berbenah sarang masing-masing
Apakah sarang yang kau pilih telah siap untuk menetaskan telur-telurmu kelak?
Sedang aku tak tahu harus berbenah sarang untuk siapa,
130806

Adik,
Rasakan sekarang,
Jika air matamu sudah tak mampu dalam menyimpan rindu,
Sedang disekitar kita terus saja berkisah.
Tentang indahnya tali kasih, dan bahagianya perkawinan.
080906

Bila saja kita bisa seperti bunga rumput itu adik,
Dalam setiap hembusan angin, anak-anak mereka terbang menjauh meninggalkan induk-induknya yang mulai menguning dipanggang kemarau yang mendera
300906

Adik,
Memang, terlalu indah jika kesunyian ini, aku nikmati seorang diri, tanpa rasa, tanpa rupa, tanpa kau, tanpa kenangan, dan tanpa harapan
041206

Kalau perbukitan masih redup oleh kabut
Dan embun masih menguncupkan bunga-bunga
Adakah yang masih tersisa dari senyum simpul yang tergelar dibibirmu adik?
Dalam sayu, dan sisa jelaga angan-angan tadi malam,
Melati kecil dan ranum kamboja
Adakah kerinduan yang lebih kental dan pekat,
Ketika kau tinggalkan begitu saja.
220207

Semilir angin adalah nafas
Dan segaris cahaya pagi adalah sebuah kerinduan
230207


Mendidihkan kenangan dalam jambangan hati
Menggugurkan angan dalam kemarau kasih
Mengerami rindu dalam dinginnya kesendirian
Mengulum senyum dalam damainya kematian
160307


Suatu pagi dilembar puisi
Ada gerimis yang mulai mengetuk atap rumah
Saat angin basah menghentak dari selatan
Dan sepasang belibis tua berputar-putar.
Ada ranting kering yang mulai gemeretak patah
Saat pucuk-pucuk pinus mendera
Dan selembar daun kering leka berputar
Ada sebaris puisi yang jatuh terserak
Saat serpihan-serpihan hati tersayat
Dan setumpuk kenangan melambung jauh
150307

Ketika April akan berakhir
Aku menyadari betul kalau April akan segera berakhir
Bahkan saat kau menunjuk pucuk-pucuk bambu yang merimbun,
Dan hujan tinggal sisa-sisa.
Tak sempat lagi aku merasakan jalan becek di muka rumahmu.
Deretan batu-batu putih, rimbun melati pagar, atau harum pandan di pojok rumah itu.
Aku tahu April akan berakhir.
Dan kemarau yang terik akan kembali menjemput.
Saat kita malas untuk keluar rumah,
Dan kau mulai mengakhiri diary itu.
300407






Tidak ada komentar: